
Hai, gaes! Sering dengar istilah “hemat” dan “pelit”, kan? Dua kata ini memang kedengarannya mirip, apalagi sama-sama berhubungan dengan cara kita mengatur uang. Tapi, jangan salah! Meskipun sering dianggap sama, ternyata hemat dan pelit itu beda banget, lho! Memahami perbedaan keduanya penting banget, supaya kita nggak salah paham dan bisa menerapkan gaya hidup yang tepat buat keuangan kita.
Orang yang punya gaya hidup hemat biasanya lebih hati-hati saat mengeluarkan uang, karena mereka punya tujuan besar, yaitu mencapai kebebasan finansial di masa depan. Mereka itu kayak perencana keuangan pribadi yang jago, selalu mikirin jangka panjang. Beda banget sama sikap pelit yang cenderung negatif dan sebaiknya dihindari. Nah, biar kamu makin ngeh dan nggak ketuker lagi, yuk kita bedah tuntas apa saja sih perbedaan mendasar antara hemat dan pelit!
Apa Sih Bedanya Hemat dan Pelit?
Sebelum kita jauh membahas detailnya, mari kita pahami dulu definisi dasar dari kedua gaya hidup ini. Ini penting banget biar pemahaman kita solid dari awal!
Pengertian Hemat
Gaya hidup hemat itu seperti seni mengelola uang dengan hati-hati. Orang yang hemat itu cermat dalam membelanjakan uangnya. Mereka nggak akan gampang tergoda buat beli barang hanya karena “ingin” atau cuma biar kelihatan keren. Sebaliknya, mereka bakal belanja kalau memang ada “kebutuhan” yang mendesak dan penting. Mereka punya kontrol yang baik banget dalam urusan finansial.
Orang hemat juga fokus pada nilai atau manfaat jangka panjang yang bisa mereka dapatkan dari setiap pengeluaran. Makanya, nggak heran kalau mereka selalu menyisihkan sebagian uangnya untuk menabung. Tujuannya jelas, yaitu untuk masa depan yang lebih baik, mungkin untuk investasi atau keperluan penting lainnya. Mereka ini pintar banget menyeimbangkan antara menabung dan menikmati hidup, tanpa harus berlebihan.
Pengertian Pelit
Nah, kalau pelit itu beda lagi. Pelit adalah gaya hidup atau perilaku yang kurang baik, bahkan bisa berdampak negatif ke orang lain. Sifat pelit itu lebih ke arah kikir dan serakah. Orang pelit cenderung sangat fokus pada keuntungan diri sendiri dan nggak suka mengeluarkan uangnya, apalagi untuk kepentingan orang lain.
Mereka juga seringnya boros buat diri sendiri, tapi pelit banget sama orang lain atau bahkan buat kebutuhan penting. Mereka menyimpan uangnya bukan karena tujuan yang jelas seperti investasi, tapi lebih karena ketakutan untuk mengeluarkannya, meskipun itu untuk hal yang penting atau mendesak. Bahkan, orang pelit bisa sampai menghindari pengeluaran untuk kebutuhan pokok sekalipun, demi cuma buat nyimpen uang. Ini tentu saja bisa mengorbankan kualitas hidup dan kenyamanan mereka sendiri.
10 Perbedaan Utama Hemat dan Pelit
Agar kamu makin paham dan nggak salah kaprah, mari kita kupas tuntas 10 perbedaan spesifik antara gaya hidup hemat dan pelit. Ini dia poin-poin penting yang perlu kamu perhatikan!
1. Tujuan Pengelolaan Keuangan
•
Hemat: Orang yang hemat mengelola uangnya dengan bijaksana. Mereka punya visi ke depan, selalu berusaha menabung atau berinvestasi untuk mencapai tujuan finansial penting. Uang bagi mereka adalah alat untuk mencapai masa depan yang lebih stabil dan sejahtera. Mereka menggunakan uang secara cerdas untuk membangun fondasi keuangan yang kuat.
•
Pelit: Sementara itu, orang pelit menyimpan uang karena rasa takut buat mengeluarkannya. Rasa takut ini bahkan berlaku untuk keperluan yang sangat penting atau mendesak. Mereka menumpuk uang tanpa tujuan yang jelas. Mereka juga cenderung menghindari pengeluaran sebisa mungkin, bahkan untuk hal-hal yang sebenarnya wajib.
2. Pengeluaran untuk Kebutuhan
•
Hemat: Orang hemat membelanjakan uangnya untuk kebutuhan pokok dan hal-hal yang memberikan nilai jangka panjang. Mereka tahu prioritas dan nggak asal beli. Misalnya, mereka akan membeli kebutuhan sehari-hari yang esensial, atau barang yang memberikan manfaat besar di masa depan seperti pendidikan atau kesehatan.
•
Pelit: Kebalikannya, orang pelit akan menghindari pengeluaran bahkan untuk kebutuhan pokok atau sesuatu yang sifatnya mendesak. Mereka bisa mengorbankan kenyamanan atau bahkan kesehatan demi nggak keluar uang. Mereka cenderung memilih barang termurah tanpa mempertimbangkan kualitas atau kebutuhan sebenarnya.
3. Kualitas Hidup
•
Hemat: Orang hemat mengutamakan keseimbangan yang sehat antara menabung dan menikmati hidup. Mereka bisa kok nongkrong atau healing, tapi tetap dalam batasan yang wajar dan nggak berlebihan. Mereka merasa puas dengan pengelolaan keuangannya yang bijaksana, sehingga bisa menikmati hidup tanpa rasa khawatir berlebihan.
•
Pelit: Orang pelit justru mengorbankan kualitas hidup dan kenyamanan demi bisa menyimpan uang. Mereka bisa jadi hidup sangat menderita, cuma karena nggak mau keluar uang buat hal yang bisa bikin hidup mereka lebih nyaman atau bahagia. Mereka sering merasa khawatir atau nggak puas, meskipun sebenarnya punya banyak uang, karena obsesi mereka cuma pengen nyimpen lebih banyak.
4. Penggunaan Barang
•
Hemat: Orang hemat memaksimalkan penggunaan barang sampai benar-benar nggak bisa dipakai lagi. Tapi, mereka tetap memperhatikan perawatan barang-barang tersebut agar awet. Mereka merawat barang-barang yang dimiliki dengan baik sehingga bisa digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama. Mereka sadar bahwa dengan merawat barang, mereka bisa menghemat pengeluaran untuk pembelian baru.
•
Pelit: Kalau orang pelit, mereka cenderung menggunakan barang-barang yang sudah nggak layak pakai atau bahkan rusak demi menghemat uang. Mereka nggak peduli dengan kondisi barang selama nggak harus keluar duit buat beli yang baru. Ini kadang justru bikin mereka rugi sendiri karena barang yang rusak bisa jadi nggak efisien atau bahkan berbahaya.
5. Berbagi dengan Orang Lain
•
Hemat: Orang hemat nggak segan buat berbagi dengan orang lain, tentu saja dalam batas kemampuan mereka. Mereka punya kepedulian sosial dan mau membantu sesama yang membutuhkan. Mereka memberi dengan sukarela, terutama untuk hal-hal yang bermanfaat.
•
Pelit: Nah, ini yang paling jelas kelihatan. Orang pelit itu enggan berbagi atau memberi, meskipun dalam situasi yang mendesak atau ketika ada orang lain yang sangat membutuhkan. Mereka sering kali sangat sulit berbagi, bahkan untuk hal-hal kecil seperti makanan atau minuman. Mereka cuma fokus sama keuntungan pribadi.
6. Perencanaan Keuangan
•
Hemat: Orang hemat punya rencana keuangan yang jelas dan terstruktur. Mereka punya anggaran bulanan, dana darurat, dan bahkan udah mikirin investasi dari jauh-jauh hari. Mereka mengelola uangnya dengan bijaksana, memastikan setiap pengeluaran sesuai dengan kebutuhan dan prioritas. Mereka punya dana darurat yang cukup untuk mengatasi situasi tak terduga tanpa harus berutang.
•
Pelit: Sebaliknya, orang pelit biasanya nggak punya perencanaan keuangan yang baik. Mereka fokusnya cuma menumpuk uang sebanyak-banyaknya tanpa punya tujuan yang jelas. Mereka menyimpan uang hanya untuk disimpan, bukan untuk digunakan secara strategis di masa depan.
7. Pembelian Barang
•
Hemat: Saat berbelanja, orang hemat akan membeli barang yang memang diperlukan. Mereka mempertimbangkan kualitas dan harga dengan cermat. Mereka lebih memilih barang berkualitas yang tahan lama, meskipun harganya mungkin sedikit lebih mahal di awal. Mereka mengerti bahwa kualitas bisa menghemat uang di jangka panjang.
•
Pelit: Orang pelit akan menghindari pembelian barang, meskipun itu sangat diperlukan. Kalaupun terpaksa beli, mereka selalu memilih yang termurah tanpa peduli kualitasnya sama sekali. Mereka nggak mau membayar lebih, bahkan jika itu berarti mendapatkan barang yang cepat rusak atau nggak memenuhi standar.
8. Reaksi terhadap Diskon dan Promosi
•
Hemat: Orang hemat memanfaatkan diskon dan promosi dengan bijak. Mereka hanya akan membeli barang yang memang dibutuhkan saat ada promo, bukan cuma karena tergiur diskon. Mereka memanfaatkan promo sebagai kesempatan untuk menghemat pembelian barang yang memang sudah masuk daftar kebutuhan.
•
Pelit: Orang pelit terlalu fokus pada diskon dan promosi. Mereka bisa saja membeli barang yang nggak mereka butuhkan hanya karena ada diskon besar, tanpa mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya. Mereka terobsesi dengan harga termurah, sering kali tanpa berpikir panjang.
9. Pengeluaran untuk Kesehatan
•
Hemat: Orang hemat mengutamakan kesehatan mereka. Mereka nggak ragu mengeluarkan uang untuk pemeriksaan rutin atau perawatan yang memang diperlukan. Mereka sadar bahwa kesehatan itu investasi jangka panjang yang paling penting. Mereka berinvestasi pada kesehatan untuk menjaga kualitas hidup.
•
Pelit: Ini bahaya banget! Orang pelit sering menghindari biaya kesehatan, meskipun itu sangat penting. Mereka bisa menunda pemeriksaan atau perawatan medis demi menghemat uang. Mereka juga kurang berinvestasi dalam kesehatan mereka secara umum. Ini bisa berakibat fatal dalam jangka panjang.
10. Kepuasan Hidup
•
Hemat: Orang hemat merasa puas dengan pengelolaan keuangannya yang bijaksana. Mereka mampu menikmati hidup tanpa harus berlebihan, karena tahu uangnya terkelola dengan baik. Mereka punya rasa tenang karena finansialnya aman.
•
Pelit: Orang pelit sering merasa khawatir atau nggak puas, meskipun mereka punya banyak uang. Kenapa? Karena mereka selalu pengen nyimpen lebih banyak lagi dan takut mengeluarkan uang. Sikap ini bisa mengurangi kepuasan dan kebahagiaan pribadi mereka sendiri. Mereka terjebak dalam lingkaran kecemasan tentang pengeluaran.
Perbedaan-perbedaan ini jelas menunjukkan bahwa hemat itu soal pengelolaan keuangan yang cerdas dan seimbang. Sementara pelit itu lebih ke rasa takut berlebihan dalam mengeluarkan uang, yang seringkali mengorbankan kualitas hidup.
Hemat vs. Pelit dalam Hobi: Mana yang Lebih Asyik?
Ngomongin soal uang, pasti juga ada kaitannya sama kesenangan dan hobi, kan? Nah, perbedaan antara hemat dan pelit juga kelihatan banget, lho, dari cara seseorang membelanjakan uangnya untuk hobi. Intinya ada pada niat dan pendekatan mereka.
Gaya Hemat dalam Hobi
Orang yang hemat itu punya pengelolaan keuangan yang bijak, termasuk untuk hobi mereka. Mereka cenderung merencanakan pengeluaran dengan cermat. Mereka akan mengalokasikan dana untuk hobi tanpa berlebihan. Mereka memprioritaskan kualitas dan kebutuhan, jadi mereka mungkin memilih membeli barang hobi yang berkualitas tinggi dengan harga wajar, daripada beli yang murah tapi cepat rusak. Mereka juga selalu mempertimbangkan nilai dari setiap pengeluaran, memastikan setiap uang yang keluar itu memberikan kepuasan atau manfaat jangka panjang. Yang paling penting, mereka punya tanggung jawab finansial. Orang hemat selalu punya tujuan keuangan jangka panjang dan mengatur pengeluaran hobi mereka agar sesuai anggaran tanpa mengorbankan kebutuhan penting lainnya.
Gaya Pelit dalam Hobi
Beda jauh sama orang pelit. Mereka cenderung menahan diri untuk mengeluarkan uang, bahkan untuk hal-hal yang bisa memberikan kebahagiaan atau manfaat, meskipun mereka mampu. Mereka sering mengorbankan kualitas demi harga murah. Misalnya, mereka mungkin membeli barang yang sangat murah tanpa mempertimbangkan kualitas, yang pada akhirnya bisa jadi lebih mahal karena cepat rusak. Ini bikin kepuasan mereka minim. Mereka akan menghindari pengeluaran untuk hobi, meskipun itu sesuatu yang mereka nikmati. Akibatnya, sikap pelit ini bisa mengurangi kepuasan dan kebahagiaan pribadi mereka karena terus-menerus menahan diri dari menikmati hal-hal yang sebenarnya mereka sukai.
Contoh Nyata dalam Hobi Fotografi
Bayangkan dua orang penggemar fotografi:
•
Yang Hemat: Dia mungkin akan membeli kamera dan lensa yang sedikit lebih mahal, tapi kualitasnya tinggi dan tahan lama. Dia juga pintar mencari diskon atau penawaran khusus untuk perlengkapan yang memang dia butuhkan. Dia tahu bahwa investasi awal yang lebih tinggi akan menghasilkan foto yang lebih baik dan kepuasan jangka panjang.
•
Yang Pelit: Dia mungkin akan terus-menerus menggunakan kamera ponsel lama yang kualitas fotonya buruk, meskipun dia mampu membeli kamera yang lebih baik. Dia tahu kalau kamera baru akan meningkatkan kualitas fotonya dan kepuasannya dalam hobi, tapi dia nggak mau mengeluarkan uang. Dia mengorbankan pengalaman dan kualitas demi nggak keluar uang.
Dari contoh ini, jelas banget ya, kalau hemat itu bukan berarti nggak boleh senang-senang, tapi bagaimana kita senang-senang dengan cara yang cerdas dan bertanggung jawab.
Kenali Dirimu: Ciri-ciri Orang Pelit dan Hemat
Setelah tahu perbedaannya, sekarang yuk kita cek, kamu masuk kategori yang mana nih? Atau jangan-jangan, ada temanmu yang punya ciri-ciri ini? Penting banget untuk bisa mengenali ciri-ciri ini agar kita bisa mengevaluasi diri dan orang di sekitar kita.
Ciri-ciri Orang Pelit
Orang pelit itu punya beberapa ciri khas yang gampang banget dikenali:
1.
Enggan Berbagi: Ini yang paling menonjol. Mereka seringkali sangat sulit berbagi dengan orang lain, bahkan untuk hal-hal sepele seperti makanan atau minuman. Mereka cenderung menutup diri dan hartanya.
2.
Menghindari Pengeluaran: Mereka akan berusaha sebisa mungkin menghindari pengeluaran, meskipun itu untuk keperluan yang penting atau mendesak. Mereka akan menunda atau mencari alasan agar tidak perlu mengeluarkan uang.
3.
Menumpuk Uang: Orang pelit fokus banget cuma numpuk uang. Mereka nggak punya tujuan jelas untuk penggunaan uangnya di masa depan. Uang itu hanya untuk disimpan, bukan untuk dikembangkan atau digunakan.
4.
Tidak Membeli Barang Baru: Mereka lebih suka menggunakan barang-barang yang sudah nggak layak pakai demi menghemat uang. Meskipun barang itu sudah rusak atau nggak efisien, mereka akan tetap menggunakannya.
5.
Selalu Memilih yang Termurah: Saat belanja, mereka akan selalu memilih barang yang paling murah. Mereka nggak akan peduli sama kualitas atau kebutuhan sebenarnya, yang penting murah. Ini bisa berakibat barang cepat rusak dan akhirnya harus beli lagi.
6.
Menolak Membayar untuk Layanan: Orang pelit cenderung menolak membayar untuk layanan yang biasanya memerlukan biaya. Contohnya, mereka akan berusaha nggak bayar parkir atau nggak ngasih tip di restoran.
7.
Kurang Berinvestasi dalam Kesehatan: Mereka sering menghindari biaya kesehatan. Pemeriksaan rutin atau perawatan medis yang diperlukan seringkali mereka abaikan demi menghemat uang.
8.
Khawatir Berlebihan tentang Pengeluaran: Orang pelit sering merasa cemas atau stres berlebihan tentang pengeluaran. Bahkan untuk hal-hal yang sudah direncanakan pun mereka bisa jadi khawatir.
9.
Menghindari Kegiatan Sosial: Mereka sering menghindari kegiatan sosial yang memerlukan biaya. Misalnya, makan di luar bersama teman atau menghadiri acara yang ada tiket masuknya.
10.
Tidak Memiliki Rencana Keuangan yang Jelas: Meskipun mereka rajin menumpuk uang, mereka tidak punya perencanaan keuangan yang jelas untuk masa depan. Mereka cuma ngumpulin uang tanpa arah.
Ciri-ciri Orang Hemat
Nah, kalau orang hemat punya ciri-ciri positif yang patut dicontoh:
1.
Bijaksana dalam Pengeluaran: Orang hemat mengelola uangnya dengan sangat bijaksana. Mereka memastikan setiap pengeluaran sejalan dengan kebutuhan dan prioritas mereka.
2.
Memiliki Anggaran Bulanan: Mereka sering punya anggaran bulanan yang terperinci. Ini membantu mereka memastikan semua kebutuhan terpenuhi tanpa pemborosan. Mereka tahu ke mana uangnya pergi.
3.
Berinvestasi untuk Masa Depan: Orang hemat cenderung menyisihkan uang untuk investasi atau tabungan. Tujuannya jelas, untuk keamanan finansial di masa depan. Mereka adalah perencana masa depan yang ulung.
4.
Memilih Kualitas di Atas Kuantitas: Saat berbelanja, mereka lebih memilih barang berkualitas yang tahan lama. Meskipun harganya mungkin sedikit lebih mahal, mereka tahu ini investasi yang lebih baik.
5.
Memanfaatkan Diskon dengan Bijak: Mereka memanfaatkan diskon atau promosi hanya untuk barang-barang yang memang dibutuhkan. Mereka nggak akan kalap belanja cuma karena ada potongan harga.
6.
Memiliki Dana Darurat: Orang hemat biasanya punya dana darurat yang cukup. Ini penting banget untuk mengatasi situasi tak terduga tanpa harus berutang. Mereka siap menghadapi kejutan finansial.
7.
Menjaga Keseimbangan Hidup: Mereka mampu menjaga keseimbangan antara menabung dan menikmati hidup. Mereka bisa healing atau melakukan hobi, tapi tetap dalam batasan yang nggak berlebihan.
8.
Menghindari Utang: Orang hemat cenderung menghindari utang. Mereka lebih suka menabung dulu sebelum membeli sesuatu yang diinginkan. Ini membuat mereka bebas dari beban utang.
9.
Mengelola Aset dengan Baik: Mereka merawat barang-barang yang dimiliki dengan baik. Dengan begitu, barang-barang tersebut bisa digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama.
10.
Memberi dengan Sukarela: Orang hemat nggak segan-segan memberi atau berbagi dengan orang lain sesuai kemampuan mereka. Terutama untuk hal-hal yang bermanfaat, mereka akan ikut serta.
Manfaat Gaya Hidup Hemat: Kenapa Penting Banget?
Menerapkan gaya hidup hemat itu bukan cuma bikin kamu jadi lebih aware soal uang, tapi juga memberikan banyak manfaat positif, baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Yuk, simak apa aja manfaatnya!
1. Bebas Utang
Ini manfaat paling langsung yang bisa kamu rasakan. Sifat boros seringkali bikin seseorang gampang banget meminjam dana, entah dari keluarga, teman, atau bank, cuma demi memenuhi keinginan. Tapi, kalau kamu menerapkan prinsip hemat dalam hidup, utang nggak akan menghantui kamu. Kamu akan punya kontrol penuh atas keuanganmu, tanpa perlu pusing mikirin cicilan atau bunga.
2. Dijauhkan dari Sifat Pamer
Terkadang, manusia punya sifat dasar ingin pamer atau menunjukkan harta berlebih yang mereka miliki kepada orang lain. Tapi, dengan berhemat, kamu akan terbiasa hidup sederhana. Kamu nggak akan terdorong untuk pamer harta yang kamu punya, karena kamu tahu nilai sebenarnya dari uang dan kebahagiaan itu nggak diukur dari seberapa banyak yang kamu pamerkan. Hidup sederhana justru menenangkan.
3. Dana Bisa Dialokasikan untuk Investasi dan Kebaikan
Nggak boros dan nggak menghambur-hamburkan harta itu bikin finansial kamu tetap aman dan terjaga. Dengan hidup hemat, kamu bisa mengalokasikan dana yang kamu punya untuk hal-hal yang lebih produktif dan bermanfaat. Misalnya, kamu bisa investasi ke berbagai ladang usaha, sedekah untuk membantu sesama, hingga wakaf. Ini adalah cara cerdas untuk mengembangkan dana dan juga berbuat kebaikan. Investasi sendiri adalah salah satu cara terbaik untuk mengelola keuangan agar punya finansial yang sehat.
4. Tekanan Hidup Berkurang
Hidup hemat dan nggak bermewah-mewahan itu bikin pikiranmu tenang dan nggak takut terlilit utang. Banyak orang yang rela meminjam sana-sini cuma demi memenuhi gaya hidup konsumtif. Ini justru bikin tekanan hidup jadi berat, selalu kepikiran utang. Tapi kalau hemat, kamu akan merasa lebih damai karena kebutuhanmu terpenuhi tanpa harus membebani diri dengan utang.
5. Masa Depan Terjamin
Ini dia impian banyak orang: masa depan yang sejahtera. Dengan hidup hemat, masa depan kamu akan lebih terjamin. Kamu akan terhindar dari utang, sifat pamer, dan stres finansial yang melanda pikiran. Uang yang kamu sisihkan sekarang akan jadi tabungan atau investasi yang berguna untuk kebutuhan di masa depan. Kebutuhan masa depanmu, seperti pendidikan anak, rumah, atau dana pensiun, akan lebih mudah terpenuhi kalau kamu sudah mulai hidup hemat dari sekarang. Hasilnya akan terlihat di masa mendatang.
6. Baik untuk Lingkungan
Siapa sangka, hidup hemat juga punya dampak positif buat lingkungan sekitar, baik masyarakatnya maupun lingkungan hidupnya. Kalau kamu boros dan hura-hura, bisa jadi kamu akan dapat sanksi sosial, seperti pandangan buruk dari orang lain atau bahkan dikucilkan dari masyarakat. Tapi kalau kamu hemat, masyarakat akan cenderung melihatmu sebagai pribadi yang bertanggung jawab dan bijak. Selain itu, berhemat juga bikin kamu lebih mudah memanfaatkan barang yang ada di sekitar, sehingga mengurangi sampah dan masalah lingkungan. Gaya hidup berlebihan justru sering menambah masalah pada lingkungan.
7. Membuat Hidup Lebih Bahagia
Berhemat bisa bikin hidupmu merasa lebih bahagia. Kenapa? Karena uang yang kamu miliki nggak akan terbuang sia-sia untuk hal yang nggak penting. Gaya hidup boros memang bisa memberikan kesenangan semu, tapi begitu uang habis, rasa menyesal akan datang. Sebaliknya, berhemat akan membuatmu merasa tenang dan puas karena kamu mengelola uang dengan bijak, dan itu adalah kebahagiaan yang nyata.
8. Menggunakan Uang untuk yang Lebih Penting
Uang atau penghasilan yang kamu dapatkan itu harus dikelola dengan benar. Kalau nggak, uangmu bisa habis sia-sia. Dengan berhemat, kamu akan lebih berhati-hati dalam menggunakan uang dan jadi pintar memilih mana kebutuhan yang harus didahulukan. Manajemen keuangan yang baik memastikan kebutuhan yang bersifat penting dan lebih bermanfaat bisa kamu dapatkan.
Hemat dalam Pandangan Agama (Islam)
Ternyata, sikap hemat itu juga sangat dianjurkan dalam ajaran agama, lho! Khususnya dalam Islam, hidup hemat merupakan sifat terpuji dan sangat disukai oleh Allah SWT.
Ajaran Islam tentang Hemat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hemat itu berarti berhati-hati dalam membelanjakan uang atau nggak boros. Dalam Islam, Allah SWT nggak suka segala sesuatu yang berlebihan, termasuk dalam hal harta. Menghambur-hamburkan harta itu dianggap melampaui batas, yang berarti ingkar terhadap Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Isra’ ayat 26-27 yang artinya: “Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang ada dalam perjalanan. Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” Ayat ini jelas banget mengatakan kalau Allah SWT sangat membenci manusia yang punya perilaku boros. Bahkan, disebutkan kalau sifat boros itu mencerminkan perilaku setan.
Larangan Boros dan Berlebih-lebihan
Menghambur-hamburkan harta secara berlebihan itu masuk kategori ingkar kepada Allah SWT. Allah SWT bahkan memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa hidup hemat dan nggak bermewah-mewahan. Seperti firman-Nya dalam QS. Al-A’raf: 31: “Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah. Tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
Jadi, dari kedua ayat di atas, umat Islam itu wajib banget menghindari sifat boros dan menghambur-hamburkan uang. Kita diperintahkan untuk senantiasa hidup sederhana dengan bersyukur dan berlapang dada. Rasulullah SAW sendiri juga memerintahkan umatnya untuk berperilaku hemat. Dalam sabdanya, beliau bersabda: “makan dan minumlah, bersedekahlah dan berpakaianlah kalian dengan tidak berlebih-lebihan atau kesombongan” (HR. Ibnu Majah). Ini menunjukkan bahwa hidup hemat itu bukan cuma baik buat keuangan, tapi juga bagian dari perintah agama.
Yuk, Mulai Hidup Hemat Sekarang!
Nah, sekarang kamu sudah tahu kan, apa perbedaan besar antara hemat dan pelit? Semoga nggak ada lagi kekeliruan yang bikin kamu mikir kalau orang hemat itu sama dengan orang pelit, ya!
Menerapkan perilaku hemat itu penting banget buat masa depan finansialmu. Salah satu cara paling efektif untuk menerapkan perilaku hemat dan mengelola keuanganmu agar sehat adalah dengan berinvestasi. Investasi bisa jadi jembatan kamu menuju kebebasan finansial yang diimpikan.
Kalau kamu masih bingung gimana caranya berinvestasi, jangan khawatir! Sekarang ada banyak pilihan yang bisa bantu kamu mengelola dan mengembangkan dana. Misalnya, kamu bisa menyimpan dana di DepositoBPR by Komunal. Dengan menyimpan dana di sana, danamu akan #LebihAman karena terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Selain itu, danamu juga bisa #LebihUntung karena menawarkan tingkat suku bunga tertinggi hingga 6,75%. Ini bisa jadi salah satu langkah awal yang bagus untuk memulai #SimpananRasaInvestasi kamu.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, mulai terapkan gaya hidup hemat dari sekarang. Jangan sampai menyesal di kemudian hari karena gaya hidup boros. Dengan berhemat, kamu nggak cuma bikin keuanganmu lebih baik, tapi juga bikin hidupmu lebih tenang, bahagia, dan penuh berkah!
Leave a Reply