
Berapa lama waktu screen time yang aman untuk anak? Sebagai orang tua yang hidup di era serbadigital, kita mungkin merasa tidak bisa menghindari gadget sepenuhnya. Namun, kita harus sadar bahwa terdapat anjuran dari dokter terkait kesehatan anak agar kita lebih bijak. Kita tidak bisa membiarkan anak-anak tenggelam dalam dunia yang hanya menyajikan interaksi satu arah. Fondasi perkembangan anak, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan, adalah masa krusial yang tidak boleh digantikan oleh layar.
Batasan Waktu Screen Time yang Direkomendasikan oleh Pakar
Screen time adalah waktu yang dihabiskan anak di depan layar, baik itu TV, smartphone, tablet, maupun komputer. Banyak orang tua sering bertanya, “Berapa jam batas aman gadget untuk anak?” Pertanyaan ini sangat relevan di jaman sekarang, dan jawabannya sangat tergantung pada usia anak.
Kebutuhan Kritis di Bawah Usia 2 Tahun
Rekomendasi dari dokter anak Indonesia (IDAI) dan ahli sudah sangat jelas: tidak memperbolehkan penggunaan gadget pada anak di bawah usia 2 tahun. Ada pengecualian, yaitu untuk video call, misalnya jika salah satu orang tua bekerja jauh dan membutuhkan komunikasi dengan anak. Namun, di luar itu, penggunaan gadget untuk menenangkan anak saat makan atau tidur sangat tidak dianjurkan.
Rekomendasi Batasan Usia 2 Tahun ke Atas
Ketika anak sudah menginjak usia 2 tahun, barulah batasan waktu dapat diberikan. Rekomendasi umumnya adalah satu jam per hari. Penting ditekankan bahwa durasi ini harus disertai dengan interaksi dua arah. Interaksi dua arah adalah kunci, sebab gadget hanya menyajikan komunikasi satu arah, padahal anak membutuhkan kontak mata dan ekspresi wajah saat berkomunikasi.
Dampak Serius Screen Time Berlebihan pada Tumbuh Kembang Anak
Saat anak terlalu sering terpaku pada layar, entah itu karena kesulitan makan diberi gadget, atau karena orang tua sibuk, dampaknya bisa sangat memprihatinkan.
Risiko Keterlambatan Bicara (Delay Speech) dan Gangguan Komunikasi
Salah satu kasus yang paling sering ditemui oleh para dokter tumbuh kembang saat ini adalah keterlambatan bicara (delay speech). Mayoritas keterlambatan bicara disebabkan oleh stimulasi yang tidak kuat atau overstimulasi akibat penggunaan screen time yang berlebihan sejak dini.
Anak yang terlalu sering menonton gadget akan kekurangan interaksi langsung, padahal kemampuan bicara mereka berkembang melalui interaksi tersebut.
Di bawah usia 2 tahun, paparan gadget dapat menyebabkan fenomena video deficit gap. Anak belum bisa menginterpretasikan konten dua dimensi pada layar karena mereka hidup di dunia tiga dimensi. Screen time juga bisa menghambat perkembangan bahasa, motorik, dan sosial anak.
Masalah Emosi, Perilaku, dan Sulit Fokus
Penggunaan gadget yang berlebihan juga memicu masalah yang lebih luas, termasuk gangguan perilaku dan kesulitan tidur. Gadget bersifat sangat adiktif karena kontennya yang menarik, berwarna, dan cepat.
Anak yang terbiasa dengan konten yang instan dan seru di gadget akan mudah bosan saat melakukan aktivitas yang membutuhkan fokus, seperti membaca atau menyusun mainan.
Bahkan, para ahli menyatakan bahwa anak yang terlalu banyak terpapar screen time bisa menunjukkan perilaku yang mirip dengan hyperactive atau autistic spectrum disorder (ASD), meskipun mereka tidak terdiagnosis kondisi tersebut.
Strategi Jitu Mengganti Screen Time (Pendekatan People-First)
Menghentikan atau membatasi gadget adalah langkah awal, tetapi tantangan sebenarnya adalah mengalihkan perhatian anak ke aktivitas lain yang interaktif dan menarik.
Jadilah Role Model yang Tepat
Perlu ditegaskan lagi, bahwa nasihat saja tidak cukup. Anak-anak adalah peniru ulung (copy cat mechanism). Jika kita ingin anak membatasi gadget,maka lingkungan harus mendukungnya, terutama orang tua juga harus membatasi bermain gadget dan mengajak anak bermain. Cobalah aktivitas alternatif seperti bermain di luar, menggambar, atau membaca buku bersama. Ternyata, ketika anak menemukan hal yang sama serunya, mereka tidak lagi mencari layar.
Kita harus konsisten, terutama saat momen penting keluarga, seperti makan. Biasakan makan tanpa gadget sama sekali, karena makan adalah salah satu momen interaksi terbaik antara orang tua dan anak.
Alihkan ke Aktivitas Interaktif dan Bermain Peran
Kunci untuk memutus siklus kecanduan gadget adalah menggantinya dengan aktivitas pengganti yang seru dan bermanfaat.
Aktivitas interaktif dua arah sangat penting karena menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak:
- Membaca Buku Cerita: Menggunakan buku cerita interaktif seperti Storytelling Series dari Learning Time membuat anak mendengarkan kosakata baru, belajar fokus, dan mengasah imajinasi. Aktivitas ini adalah bentuk stimulasi bahasa yang efektif.
- Bermain Peran (Pretend Play): Ajak Si Kecil berpura-pura menjadi karakter atau profesi tertentu. Ini melatih kemampuan bahasa, kreativitas, dan rasa percaya diri.
- Bermain Aktif: Aktivitas fisik seperti berlari, berjalan, atau melompat membantu melatih otot, keseimbangan, dan membantu anak mengelola emosi.
- Aktivitas Kreatif: Menggambar atau mewarnai dapat menyalurkan emosi dan melatih motorik halus tangan yang penting untuk menulis.

Leave a Reply