Sejarah Digital Marketing dan Pengaruhnya yang Mengubah Dunia

jcdmah0202 Avatar

Apabila kita bertanya kepada manusia yang hidup di zaman pra-internet pertanyaan seperti “bagaimana anda menjual barang dan mendapatkan banyak pelanggan?”, mereka bisa bercerita semalam suntuk untuk menceritakan lika-liku bisnis mereka yang melewati banyak rintangan. Namun kini zaman telah berubah drastis, internet dan teknologi hadir seakan mengubah cara hidup manusia. Martha Rogers & Don Peppers (1993) berpendapat bahwa teknologi memungkinkan perusahaan untuk beralih dari pemasaran massal ke pendekatan personal. Untuk itu, mari kita ulas mengenai sejarah digital marketing.

1. Awal Mula Munculnya Internet (Tahun 1990an)

Sejak kemunculan internet, kita sangat dimudahkan untuk mendapatkan sumber daya informasi yang tak terbatas. Email Marketing merupakan kanal pertama para pengusaha untuk memasarkan barang dan jasa, namun seiring berjalannya waktu pengguna email marketing sangat banyak sehingga inbox pada email menjadi tidak terbendung sehingga beberapa email harus masuk ke spam.

Banner iklan pertama pada Yahoo.com (https://www.yahoo.com/news/first-ever-banner-ad)
Inisiasi digital marketing menggunakan website
Landing page yang muncul setelah banner ads diklik (https://www.yahoo.com/news/first-ever-banner-ad)

Jauh sebelum Google populer sebagai search engine untuk berselancar di dunia maya, anda perlu tahu bahwa dulu Yahoo merupakan search engine yang sangat populer. Yahoo juga menawarkan ruang iklan dalam bentuk banner yang membantu para pengusaha untuk meningkatkan awareness konsumen. Namun kepopuleran Yahoo tidak berlangsung lama karena Google terus berinovasi sehingga mereka kalah bersaing pada saat itu.

2. Era Google dan Media Sosial (Tahun 2000an)

Kalau kita ingin mencari informasi secara cepat, pasti kita langsung mencari di Google. Bisa dibilang Google sekarang sudah jadi default mindset ketika kita butuh jawaban. Pada awal tahun 2000an, Google sangat disukai karena bisa menampilkan hasil pencarian yang lebih relevan dibanding search engine lain. Saat itu Google meluncurkan AdWords (sekarang Google Ads) yang membantu pebisnis menayangkan iklan berdasarkan kata kunci. Adwords menggunakan sistem Pay-Per-Click yang artinya pengiklan hanya membayar kalau iklan diklik. 

Karena banyak pebisnis ingin muncul di hasil teratas Google tanpa membayar iklan, teknik SEO (Search Engine Optimization) mulai populer sejak awal 2000-an. Ini merupakan masa transisi digital marketing dimana yang awalnya suatu website hanya berisi keyword untuk barang dan jasa tertentu (keyword stuffing), menjadi website berbasis konten yang merupakan linkable asset. Google dengan algoritma Page Rank mulai menilai kualitas backlink website, bukan sekadar isi keyword. Website dengan backlink berkualitas (yang direkomendasikan oleh situs berita atau portal terpercaya) bisa naik ke peringkat atas. Tidak heran pada saat itu pebisnis melakukan link building untuk bisa mendapatkan banyak reach dengan biaya yang efisien.

Media sosial yang banyak digunakan
Media Social (https://www.pexels.com/photo/red-blue-and-yellow-textile-5417837/

Bisakah anda menyebutkan, siapa yang hari ini belum menggunakan media sosial? Data menunjukkan pada awal tahun 2024 terdapat 5,04 miliar pengguna media sosial, setara dengan 62,3 % dari populasi dunia. Media sosial merupakan kanal yang memungkinkan calon konsumen untuk berinteraksi langsung dengan sales. Terdapat fitur iklan pada yang memungkinkan pebisnis menargetkan konsumen berdasarkan umur, lokasi, profesi, dan minat, jadi konsumen bisa lebih tepat sasaran. Strategi pemasaran mulai melibatkan engagement calon konsumen, yakni brand mulai membuat konten yang menarik dan bisa di-share kepada konsumen lain. Juga sudah banyak UGC (User Generated Content) yang berisi review produk untuk menambah kepercayaan konsumen kepada sebuah brand.

3. Digital Marketing Modern (Tahun 2010an – Sekarang)

Memasuki awal 2010an, ini menjadi titik penting dalam sejarah teknologi dan pemasaran digital, ditandai dengan pesatnya perkembangan smartphone yang semakin terjangkau dan dilengkapi dengan fitur kamera, internet cepat, serta akses ke berbagai media sosial seperti Instagram, Twitter, dan YouTube. Smartphone memungkinkan interaksi brand dengan konsumen lebih personal dan real-time

Bentuk promosi dengan menggunakan influencer
Seorang Influencer yang mebuat konten (https://www.pexels.com/photo/a-person-video-recording-a-man-in-denim-vest-holding-a-pair-of-rubber-shoes-7679677/)

Seiring meningkatnya penggunaan media sosial di seluruh dunia, brand melihat potensi besar untuk bekerja sama dengan influencer guna menjangkau pasar dengan cara yang lebih otentik, interaktif, dan jauh lebih efektif dibandingkan mereka harus menggelontorkan dana untuk beriklan di televisi, billboard, spanduk, dan sebagainya. Pasti anda sering melihat banyak brand yang bekerjasama dengan Youtuber melalui program podcast mereka bukan? Ya, itu merupakan salah satu kerjasama para brand dengan mereka. Brand kopi, snack, atau minuman yang ada di meja saat podcaster dan narasumber berbincang merupakan satu cara yang natural untuk placement brand.

E-commerce pada Smartphone (https://www.pexels.com/photo/person-using-black-and-white-smartphone-and-holding-blue-card-230544/)

Suka atau tidak suka, saat ini smartphone kita menerima setidaknya 1 sampai 2 notifikasi yang muncul dari aplikasi e-commerce, baik itu merupakan notifikasi promo atau seruan untuk berbelanja produk tertentu. Mengapa demikian? Seorang akademisi Viktor Mayer-Schönberger dan jurnalis Kenneth Cukier (2012) menjelaskan bahwa big data memungkinkan bisnis memahami perilaku konsumen secara lebih detail dengan pola yang sebelumnya tidak terlihat. Dari pola ini, pebisnis bisa membangun buyer persona yang lebih akurat, dengan data demografi, perilaku digital dan preferensinya.

4. Peran Digital Marketing di Masa Depan

Di masa depan, digital marketing akan semakin strategis karena ketatnya persaingan pasar. Sejauh ini, teknologi seperti Big Data, AI, dan otomatisasi membuat strategi pemasaran menjadi lebih personal, real-time, dan prediktif. Selain itu, munculnya metaverse dan augmented reality (AR) membuat interaksi pemasaran lebih imersif dan interaktif. Namun, isu tentang privasi, etika, dan transparansi data juga akan menjadi perhatian utama, menuntut digital marketer untuk tetap menjaga kepercayaan konsumen. Jadi, branding di masa depan tidak hanya soal menjual produk, tetapi juga membangun hubungan jangka panjang dan berkelanjutan dengan konsumen.

Digital marketing di masa depan dengan penggunaan metaverse
Metaverse (https://www.pexels.com/photo/man-using-vr-goggles-3183187/)

Setelah kita membahas sejarahnya, kita telah memahami bahwasanya pemasaran digital telah memberi dampak besar bagi ekosistem ekonomi dunia. Sebagai pebisnis, kita menjadi paham bahwa strategi pemasaran selalu berubah mengikuti perkembangan teknologi. Dari perkembangan awal yang hanya berfokus pada web dan e-mail marketing, hingga saat ini yang memungkinkan calon konsumen menerima promosi produk yang sesuai dengan kebutuhannya langsung di tangan mereka. Dan sebagai konsumen, kita bisa lebih peka terhadap strategi yang digunakan brand untuk menarik perhatian. Ini melatih kita agar tidak mudah terjebak iklan yang manipulatif. Kita juga bisa menilai promosi yang bermanfaat, sehingga membantu kita untuk membuat keputusan belanja lebih rasional dan sesuai kebutuhan, bukan hanya karena terpengaruh tren atau FOMO.

Baca Juga: Sour Sally Menu Terbaru 2025: Bikin Kaget & Wajib Coba!

Tagged in :

jcdmah0202 Avatar

One response to “Sejarah Digital Marketing dan Pengaruhnya yang Mengubah Dunia”

  1. […] Baca lainnya juga: 5 Tools AI Terbaik Untuk Digital Marketing yang Bisa Kamu Pakai Untuk Kerja […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Artikel Lainnya

Tentang

Journalic

Menyajikan berita, analisis, dan kasus menarik seputar bisnis, teknologi, digital marketing, media sosial, startup, dan pop culture. Temukan insight terbaru dan tetap terdepan dalam tren industri.