Portee Goods si “Penjiplak”: Strategi Branding yang Tidak Biasa

JCDMOL-20 Avatar

Portee Goods

Portee Goods didirikan oleh Adhi Nugraha Bhakti pada tahun 2011. Bersama dengan rekannya, Gunantyo Suci, Adhi memulai bisnis memproduksi sepatu dengan modal tiga juta. Pada  awal berdirinya, brand ini fokus pada produksi sepatu formal dan semi formal pria dengan bahan kulit sapi asli. Brand ini muncul dengan menawarkan custom design kepada konsumennya. Hal ini menjadi salah satu ciri khas tersendiri yang membuat brand ini memiliki kedekatan personal dengan konsumennya. Di awal berdirinya, Portee mengandalkan media sosial Facebook dan Youtube untuk pemasaran dan promosinya. Seiring berjalannya waktu, mereka perlahan memperluas skala produksi ke berbagai produk yang juga cocok digunakan untuk acara santai  seperti sandal outdoor. Alas kaki yang diproduksi juga tidak hanya untuk pria, tetapi juga alas kaki untuk wanita dan anak-anak. Tidak terbatas pada produksi alas kaki, seiring dengan perkembangan brand, Portee juga merambah ke produksi produk lain seperti dompet kulit, ikat pinggang kulit, hingga produk shoe care dan parfum. Media Promosi Portee juga meluas ke instagram, tiktok, hingga twitter, tidak hanya di facebook dan youtube. Pada akhir tahun 2023, brand ini mulai menunjukkan strategi branding yang unik dan tidak biasa.

Apa itu Branding?

Sebelum lebih lanjut membahas strategi branding dari brand sepatu lokal, Portee Goods, yuk kita pahami dulu apa itu branding. Pada dasarnya, branding merupakan suatu proses menciptakan dan membangun identitas atau persona unik untuk sebuah bisnis, baik itu produk atau service. Sederhananya, proses ini fokus pada bagaimana sebuah produk ingin dikenal. Tujuannya adalah untuk menciptakan suatu brand yang kuat dan dikenali serta berbeda dengan kompetitornya sehingga dapat menciptakan loyalitas konsumen terhadap brand tersebut. Pada umumnya, produk khususnya produk sepatu lokal akan membranding diri dengan cara yang sebaik mungkin. Persona yang dibangun adalah persona yang baik, yang mengutamakan konsumen dan tentunya menunjukkan keunikan dan kelebihan serta orisinalitas produknya.

Branding Portee Goods

Berbeda dengan kebanyakan produk sepatu lokal, Portee Goods justru memilih untuk menunjukkan “bad side” mereka yang kemudian diubah menjadi daya tarik produk tersebut. Portee membangun persona atau branding mereka sebagai sebuah brand yang ATM (amati, tiru, dan modifikasi). Seperti yang diketahui, produk-produk yang dipasarkan oleh brand ini memiliki kemiripan desain dengan merek-merek sepatu luar yang sudah memiliki kekuatan dan dikenali secara global. Kemiripan ini disadari dan banyak dibahas oleh netizen di media sosial khususnya di twitter dan instagram. Namun, Portee tidak menyangkal hal ini, brand ini mengakui bahwa mereka “menjiplak” brand lain. Hal ini kemudian dijadikan sebagai sebuah strategi marketing dan membangun persona yang bisa dibilang out of the box. Bagaimana tidak, disaat brand-brand lainnya berlomba-lomba untuk membangun kesan baik yang menunjukkan orisinalitas brand mereka, Portee memilih jalan lain. Sebuah strategi yang tidak mudah dilakukan dan sangat beresiko.

Research and duplicate sebagai strategi branding
Portee goods menunjukkan kalau mereka memang meng-copy brand-brand lain.

Brand ini memberikan alternatif sepatu yang lebih murah kepada penggemar dengan desain dan kualitas yang sama. Portee Goods dengan percaya diri membangun narasi bahwa R&D atau Research and Development adalah hal yang membuang-buang waktu saja. Dari pada itu, Portee malah memelesetkan istilah R&D tersebut menjadi Research and Duplicate. Sebuah hal yang terkesan nyeleneh tapi malah membangun interest konsumen dan pengguna media sosial pada umumnya. Brand sepatu lokal iin sangat memahami bahwa masyarakat Indonesia, khususnya pengguna media sosial, sangat menyukai hal yang kontroversial dan Portee memanfaakan hal ini dalam sebagai strategi branding dengan sangat baik.

Strategi Branding tidak biasa dari brand sepatu lokal Portee Goods
Portee Goods dengan bangga menunjukkan bahwa dari pada Research & Development, kami memilih Research & Duplicate.
Strategi branding dengan menunjukkan perbedaan Harga Portee Goods dengan brand luar
Perbandingan harga sepatu brand lain dengan produk sepatu Portee di shopee

Persona “penjiplak” yang terkesan savage yang dibangun oleh Portee ini dibarengi dengan kualitas yang mumpuni. Mereka menciptakan produk yang tidak hanya memiliki design yang bagus dan trendy tetapi juga kenyamanan konsumen serta kualitas produknya.

Features yang sangat bagus dan berkualitas dari brand sepatu lokal
Teknologi anti bau kaki salah satu koleksi Portee Goods
Spesifikasi mumpuni dari Brand sepatu lokal Portee Goods sebagai salah satu strategi branding
Spesifikasi produk Portee Goods mengutamakan kenyamanan dan kebutuhan penggunanya

Strategi Branding yang digunakan oleh Portee Goods dalam membangun branding merekaa mereka erupakan hal yang tidak umum digunakan. Cara tersebut hanya bisa dilakukan oleh brand sepatu lokal asal bandung ini. Mengapa? Pada dasarnya, sesuatu yang berbeda atau keunikan  yang ada pada sebuah brand, tidak bisa diadopsi oleh brand lain. Saat suatu brand berusaha untuk mengadopsi suatu hal yang berbeda atau keunikan dari brand lain, maka brand tersebut hanya akan menjadi brand yang hanya ikut-ikutan. Saat kita hanya menjadi pengikut, saat itulah kita kehilangan momentum untuk menunjukkan keunikan dan menjadi berbeda. Oleh sebab itu, pendekatan-pendekatan yang tidak biasa seperti ini, tidak bisa diaplikasikan dengan mudah terlebih jika sudah memiliki pendahulu yang melakukannya dengan sukses. Namun, branding yang dilakukan oleh Portee Goods ini dapat menjadi sebuah contoh atau sebuah study case bagaimana sebuah produk membangun persona unik untuk brand mereka yang membedakan dengan kompetitor serta membangun loyalitas konsumen.

Tagged in :

JCDMOL-20 Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *